top of page

Co-Living dan Co-Housing: Sekilas Mirip, Tapi Sangat Berbeda

Belakangan ini, istilah “tinggal bersama” atau “komunal” semakin populer di kota-kota besar. Dua konsep yang sering muncul adalah co-living dan co-housing. Keduanya melibatkan ruang bersama dan tinggal berdekatan dengan orang lain. Tapi di balik kemiripannya, keduanya memiliki perbedaan mendasar—dari nilai, struktur, hingga cara pengelolaannya.

Bagi Urban Kolektif, memahami perbedaan ini sangat penting. Karena apa yang kita bangun bukan hanya soal berbagi tempat, tapi juga cara hidup dan cara membangun komunitas.




Co-Living: Praktis dan Komersial

Co-living biasanya dikelola oleh perusahaan profesional. Penghuninya menyewa kamar pribadi dan berbagi fasilitas seperti dapur, ruang duduk, atau laundry. Cocok untuk pekerja muda, ekspatriat, atau digital nomad yang mencari kenyamanan dan efisiensi tanpa komitmen jangka panjang.

Ciri khas Co-Living:

  • Dikelola pihak ketiga, berorientasi profit

  • Relasi antar penghuni bersifat fungsional dan temporer

  • Penghuni datang dan pergi, komunitas tidak selalu terbentuk

  • Tidak ada peran dalam desain, kepemilikan, atau pengambilan keputusan


Co-Housing: Partisipatif dan Kolektif

Berbeda dengan co-living, co-housing lahir dari inisiatif warga sendiri. Penghuninya merancang, membangun, dan mengelola tempat tinggal mereka secara kolektif. Setiap orang punya unit pribadi, tapi juga berbagi ruang dan keputusan bersama.

Ciri khas Co-Housing:

  • Dirancang dan dijalankan oleh penghuninya sendiri

  • Kepemilikan kolektif atau kombinasi privat-kolektif

  • Komunitas dibentuk dulu, bukan sekadar hasil tinggal bersama

  • Ada nilai-nilai seperti solidaritas, keberlanjutan, dan partisipasi


Mana yang Kita Bangun?

Urban Kolektif mengusung pendekatan co-housing. Kita bukan penyedia jasa tempat tinggal, tapi fasilitator pembentukan komunitas hunian. Kita percaya bahwa tinggal bersama adalah bagian dari proses membangun masa depan yang lebih adil dan manusiawi—bukan hanya pilihan gaya hidup.

Co-living mungkin efisien dan nyaman, tapi tidak mengubah relasi sosial atau struktur kepemilikan. Sementara co-housing adalah tentang membangun komunitas secara sadar, dengan segala tantangan dan keindahannya.


Kesimpulan Singkat: Perbandingan Co-Living vs Co-Housing

Aspek

Co-Living

Co-Housing

Pengelola

Perusahaan

Komunitas warga

Kepemilikan

Sewa

Milik bersama atau privat + kolektif

Peran penghuni

Konsumen

Inisiator, pemilik, pengelola

Durasi tinggal

Sementara

Jangka panjang

Relasi sosial

Minim / opsional

Intim, partisipatif

Tujuan utama

Efisiensi dan layanan

Solidaritas dan keberlanjutan


Comments


bottom of page